6.18.2009

Ketika Cinta Bertasbih



Setelah novel nya Ayat-Ayat Cinta meledak di pasaran, yang menurut republika terjual 200 ribu exemplar, Kang Abik kembali dengan epsiode kehidupan di mesir.
Dalam cerita awal kita akan disuguhkan penggambaran kota alexandria dengan pantainya, sehingga seolah-olah kita serasa turut berada disana. Cukup menghanyutkan yang membuat perasaan ingin sekali berkunjung kesana dan turut menikmati pemandangan laut mediterania. Plus candaan soal kecantikan gadis-gadis mesir; bila ada 3 orang gadis mesir, maka yang cantik ada 6. :)

Penokohan karakter Abdullah Khairul Azzam terasa sedikit berbeda dibanding Fahri dalam Ayat-Ayat Cinta. Ia lebih "mahasiswa" namun tetap dengan tingginya keilmuan dan kesholihannya. Berbeda dengan Fahri yang berusaha menghidupi dirinya dengan menjadi penerjemah, Azzam adalah mahasiswa abadi yang berkutat dengan bisnis tempe dan bakso ditambah lgi ketring untuk menghidupi dirinya dan keluarganya di Indonesia (ibu dan ke 3 saudara perempuannya). Potret Azzam inilah yang disinggung lebih berjiwa Enterpreneur dan tidak terlalu terkesan ustadz wanna be.
Tidak lengkap tanpa membahas tokoh lain, yang mana terasa sekali kang Abik tidak hanya memfokuskan pada Azzam saja, namun juga pada tokoh pendukung seperti Fadhil dan Furqan (yang setelah lulus masternya tapi menderita batin karena di fonis positif HIV) yang nota bene adalah temannya. Dengan gejolak jiwa dan perasaaan mereka tentang apa itu cinta serta bagaimana mengejawantahkannya ke dalam arah bentuk nyata (baca: pernikahan). Disinilah dicoba dibangun konflik yang lebih utama mengenai konflik batin tokoh-tersebut dan tentunya seputar pergulatan dalam masalah perkuliahan dan cinta.

Dalam novel kali ini yang merupakan episode pertama dari dwiloginya adalah cara pengungkapan perasaan baik itu tokoh wanita maupun tokoh prianya yang menurut saya cenderung agak blak-blakan atau malah sedikit 'vulgar'. Seperti tokoh Tiara yang tidak dapat menyembunyikan perasaannya yang tertuang dalam suratnya, bagaikan surat may ziadah kepada gibran, penuh emosi dan gelora cinta. berbeda sekali dg ayat2 cinta...

Tapi blum plong membacanya karena ternyata ceritanya masih bersambung ke Ketika Cinta Bertasbih 2, Aku dan siapa saja yang membacanya pasti penasaran tentang arah perjalanan tokoh utama yaitu Azzam selepas lulus dari Univ al Azhar. Apakah settingnya berlanjut di indonesia ataukah ia akan kembali ke mesir untuk menempuh S2. Juga tentang siapa gadis yang akan dipilihnya, si cantik Anna Althafunnisa, Cut Mala, Eliana dan sederet bidadari lainnya..:)
Bagi saya tetap saja ada nada salut terhadap nuansa religius dalam novel ini dimana saat bersamaan kita seperti belajar fiqh, sejarah dan sastra secara bersamaan.

5 comments:

  1. Nonton bareng2 aja yuk..., acara dari acehblogger.org...

    salam kenal, dari http://warungkopiplus.blogspot.com/

    ReplyDelete
  2. emang asyik kalo nonton ni film
    terlebih budaya aceh masuk juga tu film

    ReplyDelete